Pada suatu hari, ketika sedang mencari makan di hutan, tanpa
disadari rubah menginjak tumpukan daun kering yang ternyata adalah sebuah
perangkap. Rubah lantas jatuh ke dalam lubang yang dalam. Ia berusaha memanjat dinding
lubang agar bisa naik dan bebas namun tidak bisa karena lubang itu sangat
dalam.
Ketika sedang berusaha naik, muncul seekor burung pelatuk dan
menghampiri si rubah.
“Hai rubah
kawanku, mengapa kau melompat dan memanjat seperti itu?” tanya si pelatuk.
Rubah berusaha membohongi si pelatuk agar mau menolongnya. “Aku sedang menggali tanah untuk membuat
pondasi rumah baruku,” kata si rubah.
“Wah sama
denganku, aku pun sudah lama berada di hutan ingin dan berharap bisa menbuat
rumah. Maukah kau membantuku kawanku?” tanya si pelatuk.
“Tidk masalah, aku
akan membantumu. Tetapi, terlebih dahulu kau harus membantuku!” kata rubah.
“Baiklah, aku akan
membantumu kawanku. Apa yang aku lakukan?” tanya si pelatuk.
“Lemparkan
beberapa ranting pohon ke sini,” kata si rubah.
Si pelatuk pun lantas terbang mencari ranting-ranting pohon dan
melemparkannya ke dalam lubang si rubah. Lalu, rubah memanjat lewat
ranting-ranting itu dan keluar dari lubang.
“Rubah kawanku,
sekarang maukah kau membantuku membangun pondasi rumah?” kata si pelatuk.
“Aku akan
membantumu, tetapi sekarang perutku terasa sangat lapar sekali. Aku tidak
mempunyai tenaga untuk kembali menggali, bisa kah kau mencarikan makanan
untukku?” kata
si rubah.
Kebetulan saat itu ada seorang tukang daging lewat di dekat
mereka membawa beberapa daging potong.
“Baiklah rubah,
aku akan mengalihkan pandangan si tukang daging itu dan kamu mencuri sedikit
dagingnya,” kata
si pelatuk.
Si pelatuk lantas terbang dan mematuk-matuk kepala si tukang
daging yang membuatnya sangat marah. Ketika si tukang daging lengah, si rubah
denga cepat mengambil daging-daging itu lalu menyantapnya sampai kenyang.
“Rubah kawanku,
sekarang apakah kau sudah bisa membantuku?” tanya si pelatuk kembali.
“Biasanya sehabis
makan aku bersantai sejenak dan melihat hiburan,” kata si rubah.
Pelatuk menyadari bahwa si rubah hanya berbohong kepadanya.
Pelatuk lantas ingin membalas si rubah.
“Baiklah rubah,
ikutlah denganku!”
ajak si pelatuk.
Mereka lantas datang ke sebuah desa dan pelatuk mengantarkan si
rubah ke sebuah ruang kosong.
“Rubah kawanku, tunggu
sebentar di sini!” kata si pelatuk.
Si pelatuk lantas terbang ke atas atap dan mematuk-matuk atap
rumah itu. Seketika itu pula tiga ekor anjing keluar dari dalam rumah kosong
itu dan mengejar si rubah. Anjing-anjing itu berhasil menangkap si rubah dan
melukainya hingga tewas.
Pesan moral:
Janganlah kau memperdayai orang lain, karena kau akan kena
balasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar