Zaman dahulu, burung kasuari dan burung nuri bersaudara.
Keduanya memiliki anak yang jumlahnya sangat banyak. Nuri sebagai yang lebih
tua memiliki sifat lebih dewasa. Sedangkan si kasuari, memiliki sifat iri hati
dan jahat.
Suatu hari, kasuari memiliki rencana jahat terhadap nuri. Ia
ingin yang ada di hutan hanya anak-anaknyalah yang jumlahnya lebih banyak.
Kasuari berusaha membujuk nuri agar membunuh anak-anaknya, tetapi tidak
berhasil. Akhirnya kasuari mendapatkan ide untuk membohongi nuri.
Kasuari menyembunyikan beberapa anaknya di hutan dan ia hanya
membawa dua anak kehadapan nuri. Burung nuri heran dan bertanya.
“Loh, ke mana anak-anakmu?
Mengapa hanya tersisa dua ekor saja?” tanya si nuri.
“Oh, aku lenyapkan mereka
semua. Aku merasa sangat berat sekali hidup dengan jumlah anak yang banyak.
Sekarang karena hanya dua, aku bisa menjaga mereka setiap waktu dan aku bisa
memberikan makanan yang cukup pada mereka,” kata si kasuari.
Beberapa hari kemudian, burung nuri memikirkan apa yang telah
dilakukan kasuari ada benarnya juga. Ia lantas meninggalkan dua ekor anaknya di
sarang dan membawa sisanya ke hutan, lalu ia lenyapkan semua. Ketika kembali
dari hutan, ia bertemu dengan kasuari, ternyata kasuari telah bermain dengan
seluruh anak-anaknya yang tidak hanya berjumlah dua.
Nuri merasa menyesal karena telah terperdaya oleh kasuari. Ia
lantas ingin membalas dendam kepada kusuari. Nuri lantas mendatangi kasuari
dengan menyembunyikan kedua sayapnya.
“Dik, lihat sekarang aku
sudah tidak memiliki sayap yang selalu membebaniku, apa kau mau meniruku?” tanya si nuri.
Kasuari yang selalu merasa iri lantas langsung memotong kedua
sayapnya. Nuri tertawa melihatnya, lalu memunculkan kambali sayapnya dan
terbang sambil berkata.
“Hahaha…. Bodoh kau. Sekarang
kau akan rasakan bagaimana kepedihan ditipu. Kau tidak akan bisa terbang dan
akan menjadi buruan yang mudah untuk pemburu dan anjing peliharaan mereka!” kata si nuri.
Sejak saat itu, burung kasuari hanya memiliki dua ekor anak dan
selalu berada dalam bahaya tertangkap oleh musuh.
Pesan moral:
Iri hati bisa membuat kita jatuh ke dalam malapetaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar