Pada suatu hari di dalam hutan, seekor tupai sedang memanjat
pohon mencari makan. Ketika sedang mencari makan, si tupai bertemu dengan si
rubah yang sedang bersantai di bawah pohon.
“Hai rubah saudaraku, apa
kabarmu?” kata si tupai.
Rubah lantas mencari siapa yang menyapanya dan melihat si tupai
dengan berkata, “Saudara? Siapa kamu yang
mengaku-ngaku menjadi saudaraku?” kata si rubah.
“Keluargaku tidak pernah
punya saudara yang pendek sepertimu?” lanjut si rubah.
Si tupai lantas menjawab perkataan si rubah.
“Jangan pernah kau
meremehkan diriku. Walaupun aku kecil, tapi aku punya keahlian juga,” kata si tupai.
“Apa keahlian yang kau
miliki?” tanya si
rubah.
“Keahlian yang ku miliki
memang tak sehebat dirimu, tetapi aku bisa memanjat pohon dan melompat
kesana-kemari,” kata
si tupai.
“Ah keahlianmu itu belum
ada apa-apanya. Aku bisa memasukkan buah-buahan ked ala keranjang,” kata si rubah.
Selama mereka sedang asyik berbicara, tanpa mereka sadari ada
seekor anjing hutan yang memerhatikan di balik semak-semak. Ketika mereka
sedang lengah, si anjing lari keluar dari dalam semak. Mereka sangat kaget,
tupai lari memanjat pohon, sedangkan si rubah berusaha lari untuk melepaskan
diri. Si tupai berusaha meneriaki rubah.
“Ayo rubah keluarkan
semua keahlian yang kau banggakan itu!” kata tupai.
Si rubah berusaha lari sekencang-kencangnya, tetapi kecepatan
lari si anjing hutan lebih hebat. Akhirnya, si rubah berhasil ditangkap dan
dimangsa si anjing hutan.
Pesan moral:
Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan. Janganlah kita
saling merendahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar