Tampak seekor induk pelican sedang member makan anak-anaknya
yang masih bayi dengan penuh kasih sayang. Dari kejauhan, seekor tekukur
memerhatikan cara induk pelican member makan.
Burung tekukur kemudian mendatngi induk pelikan. “Pelikan, coba kau lihat telur-telurku ini!
Semua belum ada yang menetas. Aku ini sakit-sakitan. Aku khawatir tidak bisa
membesarkan mereka seorang diri,” ucap burung tekukur berpura-pura sakit.
Ucapan burung tekukur membuat induk pelikan iba. “Aku lihat, kau sedang member anak-anakmu
makan. Bagaimana kalau kau membantuku untuk member makan anak-anakku juga jika
sudah menetas. Kelak jika anak-anakku dewasa, mereka pasti akan membalas budi
baikmu,” ucap burung tekukur membujuk.
Burung tekukur kemudian menyodorkan telur-telurnya kepada burung
pelikan untuk dierami. Burung pelikan dengan senang hati membantu burung
tekukur. Ia mengerami telur-telur burung tekukur hingga menetas. Setelah
menetas, anak-anak burung tekukur diberi makan oleh induk pelikan.
Induk pelikan merawat anak-anak burung tekukur seperti merawat
anaknya sendiri. Tiba-tiba, seekor burung rajawali terbang melintas. “Aku kagum akan kebaikan hatimu induk
pelikan. Tetapi, aku juga kasihan kepadamu karena kau terlalu bodoh sehingga
burung tekukur mudah memperdayaimu,” ucap rajawali.
Benar saja, ketika anak-anak burung tekukur sudah tumbuh dewasa
dan dapat terbang, mereka pergi satu per satu begitu saja tanpa tahu membalas
budi kepada induk pelikan.
Pesan moral:
Janganlah jadi anak yang tidak tahu membalas budi. Kebaikan
sekecil apapun yang dilakukan oleh orang lain, patut kita hargai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar