*****
Angin yang berhembus
semilir-semilir membuat penghuni hutan mengantuk. Begitu juga dengan si kancil.
Untuk mengusir rasa kantuknya ia berjalan-jalan dihutan sambil membusungkan
dadanya.
Sambil berjalan ia
berkata, “Siapa yang tak kenal kancil. Si
pintar, si cerdik dan si pemberani. Setiap masalah pasti selesai olehku”.
Ketika sampai di sungai,
ia segera minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Air yang begitu jernih
membuat kancil dapat berkaca. Ia berkata-kata sendirian.
“Buaya, Gajah, Harimau semuanya binatang bodoh,
jika berhadapan denganku mereka dapat aku perdaya”.
Si kancil tidak tahu
kalau ia dari tadi sedang diperhatikan oleh seekor siput yang sedang duduk
dibongkahan batu yang besar.
Si siput berkata, “Hei kancil, kau asyik sekali berbicara
sendirian. Ada apa? Kamu sedang bergembira ?”.
Kancil mencari-cari
sumber suara itu. Akhirnya ia menemukan letak si siput.
“Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya ?.
Siput yang kecil dan imut-imut. Eh bukan !. Kamu memang kecil tapi tidak
imut-imut, melainkan jelek bagai kotoran ayam”. Ujar si kancil.
Siput terkejut mendengar
ucapan si kancil yang telah menghina dan membuatnya jengkel.
Lalu siputpun berkata, “Hai kancil !, kamu memang cerdik dan
pemberani karena itu aku menantangmu lomba adu cepat”.
Akhirnya mereka setuju
perlombaan dilakukan minggu depan.
Setelah si kancil pergi,
siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong
teman-temannya agar waktu perlombaan nanti semuanya harus berada dijalur lomba.
“Jangan lupa, kalian bersembunyi dibalik
bongkahan batu, dan salah satu harus segera muncul jika si kancil memanggil,
dengan begitu kita selalu berada di depan si kancil,” kata siput.
Hari yang dinanti tiba.
Si kancil datang dengan sombongnya, merasa ia pasti akan sangat mudah
memenangkan perlombaan ini. Siput mempersilahkan Kancil untuk berlari duluan
dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana ia sampai.
Perlombaan dimulai.
Kancil berjalan santai, sedang siput segera menyelam ke dalam air. Setelah
beberapa langkah, kancil memanggil siput.
Tiba-tiba siput muncul di
depan kancil sambil berseru, “Hai Kancil
! Aku sudah sampai sini.”
Kancil terheran-heran,
segera ia mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi. Ternyata
siput juga sudah berada di depannya. Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia
panggil si siput, ia selalu muncul di depan kancil. Keringatnya bercucuran,
kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal. Ketika hampir finish, ia
memanggil siput, tetapi tidak ada jawaban. Kancil berpikir siput sudah
tertinggal jauh dan ia akan menjadi pemenang perlombaan.
Si kancil berhenti
berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan senyum sinis kancil
berkata, “Kancil memang tiada duanya.”
Kancil dikagetkan ketika
ia mendengar suara siput yang sudah duduk di atas batu besar.
“Oh kasihan sekali kau kancil. Kelihatannya
sangat lelah, Capak ya berlari?”. Ejek siput.
“Tidak mungkin !, Bagaimana kamu bisa lebih dulu
sampai, padahal aku berlari sangat kencang”, seru si kancil.
“Sudahlah akui saja kekalahanmu,” ujar siput.
Kancil masih heran dan
tak percaya kalau dia dikalahkan oleh binatang yang lebih kecil darinya. Kancil
menundukkan kepala dan mengakui kekalahannya.
“Sudahlah tidak usah sedih, aku tidak minta
hadiah kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu hal, janganlah sombong dengan
kepandaian dan kecerdikanmu dalam menyelesaikan setiap masalah, kamu harus
mengakui bahwa semua binatang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing,
jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka”, ujar siput.
Siput segera menyelam ke
dalam sungai. Tinggallah si kancil dengan rasa menyesal dan malu.
*****
Bener sekali kata si
siput. Setiap makhluk Allah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing2. Jadi,
jangan menyombongkan diri karena kelebihan kita. Apa yang kita miliki bila
dibandingkan Kuasa Allah tidaklah ada apa2nya.
Jadi, kita harus
bersyukur dengan kelebihan kita dan memanfaatkannya dalam hal yang baik. Dan
jangan minder atau berkecil hati karena kekurangan kita. Jadikanlah kekurangan
kita menjadi hal special yang kita miliki. Karena di dunia ini tidak ada yang
sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar