Seorang pria
separuh baya berjalan menapaki ramainya kendaraan yang berlalu lalang. Diantara
keramaian itu, di atas pundaknya memikul sebuah meja kecil yang cukup berat. Dengan
sabar ia berjalan selangkah demi selangkah dengan menaggung beratnya meja yang
entah kemana mau diantar. Kendaraan yang lewat seakan tidak mau mengalah, semua
yang lewat seakan dikejar oleh san waktu sehingga pria tersebut harus
berhati-hati sambil menanti dirinya cukup aman untuk menyeberangi jalanan yang
cukup besar disana.
Selang waktu
beberapa menit kemudian, di tengah2 kemacetan saya melihat seorang nenek
mendorong sebuah gerobak berisikan mainan anak2 yang terbuat dari plastic. Suara
gerobak yang didorongnya seakan menunjukkan bahwa dirinya harus keras terhadap
dunia. Untaian langkahnyatidak seperti para pedagang2 yang saya lihat, langkah
demi langkahnya seakan penuh dengan makna, penuh dengan harapan agar barang
dagangannya dapat terjual.
Saya memang
tidak bias melakukan apa2 dari dua hal yang saya lihat di atas. Meskipun saya bisa
sedikit berempati apa yang mereka (dan orang lainnya yang bernasib sama)
rasakan, namun saya menganggap “Mereka lebih mulia daripada seorang pengemis”.
Berjuang menggunakan kaki sendiri lebih baik daripada hanya berdiam pasrah
menanti ilham datang menjemput.
Saya yakin
bahwa anda pernah melihat, merasakan, atau bahkan merasa iba dengan contoh
pemandangan2 seperti di atas. Itu semua adalah bukti bahwa “Kita memang harus
keras terhadap kehidupan ini, jika tidak, justru kita yang akan dilindas
kerasnya perjuangan kehidupan ini”. Seringkali terlihat di pinggiran jalan,
nasib orang2 yang (menurut kita) kurang beruntung. Kita memang tidak bisa
membantu apa2, tapi sebenarnya, kita bisa membantu memberikan suatu hal yang
mungkin lebih baik daripada sebuah materi dalam catatan kehidupan ini yaitu do’a.
Kita tidak
tau seperti apa keadaan kehidupan kita selanjutnya, karena segala hal tentang “esok”
adalah sebuah misteri Allah yang telah ditentukannya. Memberikan sebuah do’a
kecil kepada mereka yang kurang beruntung, anda akan meresa bahwa anda adalah
orang yang beruntung, walaupun anda hanya dapat memberikan seuntai do’a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar