*****
Fabel dari Korea
Dahulu kala di sebuah
kolam yan luas tinggalah seekor anak katak hijau dan ibunya. Anak katak
tersebut sangat nakal dan tidak pernah mengindahkan kata-kata ibunya. Jika
ibunya menyuruhnya ke gunung, dia akan pergi ke laut. Jika ibunya menyuruhnya
pergi ke timur, dia akan pergi ke barat. Pokoknya apapun yang diperintahkan
ibunya, dia akan melakukan yang sebaliknya.
“Apa yang harus kulalukan pada anak ini” pikir ibu katak. “Kenapa
dia tidak seperti anak-anak katak lain yang selalu menuruti kata orang tua
mereka.”
Suatu hari si ibu
berkata, “Nak, jangan pergi keluar rumah
karena di luar sedang hujan deras. Nanti kau hanyut terbawa arus.”
Belum selesai ibunya
berbicara, anak katak tersebut sudah melompat keluar sambil tertawa gembira, ”hore…banjir… aku akan bermain sepuasnya!”
Setiap hari ibu katak
menasehati anaknya namun kelakuan anak katak itu bahkan semakin nakal saja. Hal
itu membuat ibu katak murung dan sedih sehingga dia pun jatuh sakit. Semakin
hari sakitnya semakin parah.
Suatu hari ketika dia
merasa tubuhnya semakin lemah, ibu katak memanggil anaknya, “Anakku, kurasa hidupku tidak akan lama
lagi. Jika aku mati, jangan kuburkan aku di atas gunung, kuburkanlah aku di
tepi sungai.”
Ibu katak sebenarnya
ingin dikubur di atas gunung, namun karena anaknya selalu melakukan yang
sebaliknya, maka dia pun berpesan yang sebaliknya.
Akhirnya ibu katak pun meninggal. Anak katak itu menangis dan menangis menyesali kelakuannya,
Akhirnya ibu katak pun meninggal. Anak katak itu menangis dan menangis menyesali kelakuannya,
“Ibuku yang malang. Kenapa aku tidak pernah mau mendengarkan
kata-katanya. Sekarang dia telah tiada, aku sudah membunuhnya.”
Anak katak tersebut lalu
teringat pesan terakhir ibunya. “Aku
selalu melakukan apapun yang dilarang ibuku. Sekarang untuk menebus
kesalahanku, aku akan melakukan apa yang dipesan oleh ibu dengan
sebaik-baiknya.” Maka anak katak itu menguburkan ibunya di tepi sungai.
Beberapa minggu kemudian
hujan turun dengan lebatnya, sehingga air sungai dimana anak katak itu
menguburkan ibunya meluap. Si anak katak begitu khawatir kuburan ibunya akan
tersapu oleh air sungai. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sungai dan
mengawasinya.
Anak Katak Hijau yang menunggu kuburan Ibunya saat hujan |
Di tengah hujan yang
lebat dia menangis dan menangis. “Kwong-kwong-kwong.
Wahai sungai jangan bawa ibuku pergi!”
Dan anak katak hijau itu
akan selalu pergi ke sungai dan menangis setiap hujan datang. Sejak itulah
kenapa sampai saat ini kita selalu mendengar katak hijau menangis setiap hujan
turun.
*****
Kita sebagai anak harus patuh terhadap perintah orang tua kita. Setiap
orang tua pasti ingin yang terbaik buat sang anak. Jadi jangan membantah
perintah orang tua kita. Apalagi membuat orang tua marah dan sedih atas
perilaku dan tindakan kita. Ingat bahwa ridho orang tua adalah ridho Allah. Jangan
sampai kita telat untuk mengakui kesalahan kita. Penyesalan selalu datang
belakangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar