Minggu, 15 Februari 2015

Akhir Riwayat Sang Lutung


Sang Lutung


*****
Seekor lutung (kera hitam) berjalan terseok-seok di pasir. Akibat jatuh dari pohon, tubuhnya menjadi lemah tak bertenaga. Ia lapar sekali, sementara hutan masih jauh. Dengan memaksa diri, ia tiba di tepi muara sungai. Ia minum dengan rakusnya. 
 
Sang Ayam Hutan
“Kenapa kamu pucat lutung? Kamu sakit parah?” tegur seekor ayam hutan besar yang mematuk-matuk udang di tepi muara.

“Ya, tolong terbangkan aku ke hutan di seberang muara ini,” pinta lutung.
Ayam hutan merasa iba dan setuju, ia terbang membawa lutung yang berpegangan erat di kakinya.

Sesampainya di hutan, lutung tak mau melepaskan kaki ayam hutan. Ia bahkan mencabuti semua bulu ayam hutan yang berwarna kuning keemasan itu. Sang ayam hutan pingsan karena kesakitan. Dia sudah mati, pikir lutung. Kemudian bangkai ayam hutan disembunyikannya di dalam semak belukar, sementara ia pergi mencari api di dalam hutan.
 
Sang Ayam Hutan setelah di cabuti bulunya sama Sang Lutung
Sang Ayam Hutan kemudian sadar. Dia menangis tersedu-sedu sebab kehilangan semua bulunya. “He, kenapa badanmu, siapa yang telah mencabuti bulu-bulumu?” tanya seekor sapi dengan heran.

Ayam hutan menceritakan semua pengalamannya. Alangkah marahnya sapi terhadap perlakuan si lutung.
 
Sang Ayam cerita dengan Sapi
“Kurang ajar! Biarlah kuberi pelajaran lutung itu. Sembunyilah kau di tempat lain,” ujar sapi. Ayam hutan menurutinya.

Ketika lutung datang membawa obor dan menanyakan di mana ayam hutan, sapi membohonginya. “Ayam hutan itu rupanya belum mati, ia berenang ke tengah laut,” kata sapi.

Lutung meminta sapi mengantarnya ke gundukan batu karang di tengah laut, di mana ia mengira si ayam hutan bersembunyi. Dengan ramah sapi bersedia mengantarnya. Tanpa pikir panjang lutung naik ke punggung sapi yang kemudian berenang ke gundukan batu karang di tengah laut. Akan tetapi, setelah lutung loncat ke gundukan batu karan gitu, segera sapi meninggalkannya.

“Semoga kau mampus disergap ikan gurita” ujar sapi. Lutung duduk di puncak batu karang dan menangis.

“Mengapa kamu menangis?” tegur seekor penyu. “Aku heran, bagaimana kau dapat ke sini”, tambah si penyu.

“Aku naik sampan, kemudian sampanku terbalik dan aku terdampar disini,” jawab lutung berbohong. Karena kasihan, penyu mengantarkan lutung ke pantai. Lutung naik ke punggung penyu.

“Bagaimana kau dapat berenang dengan cepat?” tanya lutung.

“Dengan kayuhan kaki-kakiku,” jawab penyu tanpa curiga.

Ketika di pantai, lutung ingin melihat kaki penyu. Penyu setuju dan segera tubuhnya dibalikkan oleh lutung. Ternyata lutung segera meninggalkan penyu dalam keadaan terbalik. Ia bermaksud mencari harimau, karena hanya harimaulah yang dapat mengeluarkan daging penyu dari kulitnya yang keras itu.
 
Sang Penyu setelah dibalikkan Sang Lutung
Penyu menangis dan berteriak-teriak minta tolong. “Mengapa kamu?” tanya seekor tikus yang mendekat.

Penyu lalu menceritakan pengalamannya. Tikus pun mejadi sangat marah terhadap lutung yang tak tahu membalas budi itu. Ia bersama tikus-tikus lain menggali pasir di bawah badan penyu, dengan harapan apabila air pasang naik penyu dapat membalikkan tubuhnya dengan mudah.

Sementara menunggu kedatangan lutung, tikus-tikus itu menutupi tubuh penyu dengan tubuh mereka sendiri. Dan menari-nari sambil bersayir : “Mari kita ikut gembira ria … bersama sang lutung yang jenaka … yang berhasil menipu Raja Rimba … yang mengira betul ada penyu, padahal hanya kita yang ada…”

Lutung yang datang bersama harimau sangan heran, dimanakah penyu?. Mendengar syair tikus-tikus, harimau pun menjadi marah karena merasa ditipu.
 
Sang Lutung diterkam oleh Sang Harimau

“Mana penyu yang kau katakan itu?” geramnya. Kemudian lutung itu diterkam oleh sang Harimau, dibawa lari kedalam hutan.

*****
Orang yang sudah menolong kita harusnya kita berterimakasih bukan malah membalasnya dengan hal yang tidak baik. Orang baik pasti akan ketemu dengan orang baik pula. Yakin saja kalau kita berbuat baik dengan seseorang, pasti kita juga akan diperlakukan baik pula walaupun yang membalas bukan dari orang yang telah kita tolong. Dan orang yang berbuat tidak baik, pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal seperti sang lutung pada cerita di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar