Kiki dan Kiku |
*****
Ada dua
ekor burung kecil yang tinggal di dahan pohon. Mereka bernama Kiki dan Kiku.
Kedua burung itu bersahabat, tetapi tabiat mereka berbeda. Kiki selalu bangun
pagi sebelum matahari terbit. Ia berolahraga di dahan-dahan pohon, meloncat
dari dahan ke dahan, terbang mengelilingi pohon-pohon dan menyanyi. Kiki paling
senang, bila ia dapat melihat matahari terbit.
“Selamat
pagi, matahari yang baik,” sapa Kiki ramah.
“Selamat
pagi juga, Kiki! Ho ho ho, pagi ini lagi-lagi kau bangun lebih pagi dariku,”
sahut Matahari. Matahari dan Kiki hampir setiap hari mengobrol.
Kalau
Kiki rajin bangun pagi, Kiku sebaliknya. Ia tak pernah bangun kalau matahari
belum berada di atas pucuk pohon. Karena tidur terlalu lama dan jarang
berolahraga, Kiku sering sakit. Kiki jengkel dengan kemalasan Kiku. Karena ia
tak bisa membereskan tempat tidurnya pada pagi hari.
Kiki
mencari akal agar Kiku tidak malas bangun pagi lagi.
“Kiku,
pernahkah engkau makan cacing?” tanya Kiki pada suatu hari.
“Belum,
bagaimana rasanya?” Kiku merasa tertarik.
“Belum
pernah makan cacing? Kalau begitu jangan sebut dirimu burung. Setiap burung
sejati pasti pernah makan cacing setiap pagi,” kata Kiki sambil menepuk dada.
“Kalau
begitu aku akan mencari cacing,” kata Kiku penasaran.
“Kau akan
cari cacing di mana?” ejek Kiki.
“Aku? Aku
tidak tahu,” sahut Kiku malu.
“Aku mau memberi tahu. Asal kau mau bangun pagi-pagi besok,” sahut Kiki.
“Baiklah!”
“Aku mau memberi tahu. Asal kau mau bangun pagi-pagi besok,” sahut Kiki.
“Baiklah!”
Esok
harinya, seperti biasa Kiku bangun sebelum matahari terbit. Ia bersusah payah
membangunkan Kiku. Karena Kiku masih mengantuk, Kiku sering menutup matanya.
“Lihat
Kiku! Bu Ayam sedang mengais-ngais tanah. Cacingnya banyak sekali! Tidakkah
engkau ingin memakannya?” tanya Kiki. Seketika itu Kiku yang berjalan sambil
terkantuk-kantuk, membuka matanya.
“Petok.
petook! Ayo, Kiki, ajak temanmu sarapan bersama,” ajak Bu Ayam. Mereka pun
sarapan pagi dengan gembira.
“Kiki,
aku sudah makan cacing. Jadi aku adalah burung sejati,” kata Kiku.
“Tapi burung sejati pun selalu bangun sebelum
matahari terbit,” kata kiki.
“Aku akan
membiasakan bangun pagi mulai sekarang. Karena ternyata bangun pagi itu
menyenangkan. Aku merasa badanku sangat sehat,” kata Kiku.
“Mulai
sekarang kita bisa berolahraga pagi,” kata Kiki.
“Tentu!”
“Kalau
begitu mari kita terbang. Satu, dua, tiga!” seru Kiki.
Kedua
burung itu melesat ke udara. Mereka terbang dengan riang di antara dahan-dahan
pohon.
*****
Bangun pagi
memang mempunyai banyak manfaat. Dapat membuat badan lebih sehat, kita juga
dapat melalukan kegiatan yang lebih banyak karena bangun lebih awal. Bangun pagi
adalah salah satu kunci yang dimiliki orang sukses. Jadi, mari kita biasakan
untuk bangun pagi sobat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar