Kamis, 19 Maret 2015

Perdebatan Anak Pak Tani Dan Si Ular (Jerman)



Suatu hari ketika sedang membantu ayahnya bertani di ladang, anak pak tani menemukan seekor ular sedang bermain. Anak pak tani lantas menghampiri si ular.

“Hai ular kecil, apakah kamu mau bermain denganku?” tanya si anak pak tani.

“Memangnya kau tidak takut denganku?” jawab si ular kecil.

Jika kau ber bisa aku takut dan tidak mau bermain denganmu?” kata si anak pak tani.

“Aku tidak berbisa,” kata si ular kecil.

Mereka lantas bermain dan berbincang-bincang.

“Hai ular kecil, aku pernah mendengarcerita tentang seekor ular yang jahat. Apakah kau mau mendengar ceritaku?” tanya si anak pak tani.

“Boleh, ceritakan padaku!” kata si ular kecil.

Si anak pak tani lantas memulai ceritanya, dan si ular kecil mendengarkan cerita si anak pak tani dengan saksama.

“Dahulu kala, ada seorang pemuda yang berjalan di hutan. Ia menemukan seekor ular yang hampir mati karena kedinginan.  Pemuda itu lantas membawa ular itu dan ia masukkan ke dalam bajunya agar ular itu merasa hangat. Namun, ketika si ular telah sehat, ular itu lantas menggigit si pemuda sampai mati. Sungguh jahat ya ular itu?” kata si anak pak tani.

Si ular pernah mendengar cerita yang sama dari ibunya, tetapi ada perbedaan cerita.

“Aku pernah mendengar cerita itu. Tetapi, sesungguhnya bukan seperti itu cerita yang sebenarnya,” kata si ular kecil.

“Kata ibuku, pemuda itu sudah mengira si ular telah mati dan ia hendak membawa ular itu untuk mengulitinya. Namun, ular itu  tahu dan menggigit si pemuda,” kata ular kecil lagi.

Anak pak tani pun marah. “Diam! Kalian memang makhluk yang licik yang tidak tahu terima kasih,” kata anak pak tani.

Pak tani ternyata mendengar perbincangan antara anaknya dengan si ular kecil. Lalu, pak tani memotong pembicaraan mereka.


“Apa yang kamu katakana itu benar anakku,” kata pak tani.

“Benarkan? Apa kataku,” kata anak pak tani karena ayahnya telah membelanya.

“Tetapi, kamu harus melihat segala sesuatu dari segala sisi agar kau tidak langsung menuduh orang lain tidak tahu terima kasih,” kata pak tani.

“Banyak orang yang membantu orang lain karena mengharapkan imbalan. Nah, orang-orang yang seperti ini pantas mendapatkan hukuman seperti itu,” lanjut pak tani.

Akhirnya, si anak meminta maaf kepada si ular kecil atas ucapan kasarnya.

Pesan moral:

Kita harus saling menolong dengan ikhlas, bukan karena mengharapkan imbalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar