Suatu hari ketika sedang membantu ayahnya bertani di ladang,
anak pak tani menemukan seekor ular sedang bermain. Anak pak tani lantas
menghampiri si ular.
“Hai ular
kecil, apakah kamu mau bermain denganku?” tanya si anak pak tani.
“Memangnya
kau tidak takut denganku?” jawab si ular kecil.
Jika kau ber bisa aku takut dan tidak mau bermain denganmu?”
kata si anak pak tani.
“Aku
tidak berbisa,”
kata si ular kecil.
Mereka lantas bermain dan berbincang-bincang.
“Hai ular
kecil, aku pernah mendengarcerita tentang seekor ular yang jahat. Apakah kau
mau mendengar ceritaku?” tanya si anak pak tani.
“Boleh,
ceritakan padaku!”
kata si ular kecil.
Si anak pak tani lantas memulai ceritanya, dan si ular kecil
mendengarkan cerita si anak pak tani dengan saksama.
“Dahulu
kala, ada seorang pemuda yang berjalan di hutan. Ia menemukan seekor ular yang
hampir mati karena kedinginan. Pemuda
itu lantas membawa ular itu dan ia masukkan ke dalam bajunya agar ular itu
merasa hangat. Namun, ketika si ular telah sehat, ular itu lantas menggigit si
pemuda sampai mati. Sungguh jahat ya ular itu?” kata si anak pak tani.
Si ular pernah mendengar cerita yang sama dari ibunya, tetapi
ada perbedaan cerita.
“Aku
pernah mendengar cerita itu. Tetapi, sesungguhnya bukan seperti itu cerita yang
sebenarnya,”
kata si ular kecil.
“Kata
ibuku, pemuda itu sudah mengira si ular telah mati dan ia hendak membawa ular
itu untuk mengulitinya. Namun, ular itu tahu
dan menggigit si pemuda,” kata ular kecil lagi.
Anak pak tani pun marah. “Diam! Kalian memang makhluk yang licik yang
tidak tahu terima kasih,” kata anak pak tani.
Pak tani ternyata mendengar perbincangan
antara anaknya dengan si ular kecil. Lalu, pak tani memotong pembicaraan
mereka.
“Apa yang kamu katakana itu benar anakku,” kata pak
tani.
“Benarkan? Apa kataku,” kata anak pak tani karena ayahnya telah
membelanya.
“Tetapi, kamu harus melihat segala sesuatu dari segala sisi agar kau
tidak langsung menuduh orang lain tidak tahu terima kasih,” kata pak
tani.
“Banyak orang yang membantu orang lain karena mengharapkan imbalan. Nah,
orang-orang yang seperti ini pantas mendapatkan hukuman seperti itu,” lanjut pak
tani.
Akhirnya, si anak meminta maaf kepada si
ular kecil atas ucapan kasarnya.
Pesan moral:
Kita harus saling menolong dengan
ikhlas, bukan karena mengharapkan imbalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar