Kamis, 19 Maret 2015

Burung Hantu Yang Malas (Rusia)



Setiap siang menjelang, burung hantu selalu saja tidur. Ia pun sangat malas berpindah ke dahan lain. Sepanjang hari ia hanya berdiam di satu dahan tanpa berbuat apa-apa.

Suatu hari, datang seekor burung pelatuk ke dahan yang tidak jauh dari tempat burung hantu berada. Burung pelatuk mematuki batang pohon dengan cepat. Burung hantu pemalas yang sedang asyik tidur merasa terganggu.

“Bisakah kau pergi dari sini! Kau sungguh mengganggu tidurku!” ucap burung hantu kecil.


“Aku sedang mencari makan! Mengapa kau sangat malas? Binatang lain saja sedang sibuk bekerja dan mencari makan,” ucap burung pelatuk yang juga kesal melihat kelakuan burung hantu.

Tapi, tetap saja burung hantu tidak peduli dengan ucapan burung pelatuk. Ia kembali tidur, sedangkan burung pelatuk terbang ke pohon lain untuk mencari makan.
Tidak berapa lama, datang seekor burung magpie (sejenis burung gagak yang berada di eropa) yang hinggap tidak jauh dari burung hantu. Magpie bersuara keras sehingga mengganggu tidur burung hantu.

“Kau berisik sekali! Cepatlah pergi dari situ!” teriak burung hantu kesal.

Magpie tidak mau kalah, “Mengapa kau tidur terus! ayo bangunlah!”.

Setelah itu, magpie perhi ke dahan yang lain sebelum burung hantu sempat menjawab. Tidak berapa lama, tiba-tiba muncul burung tomtit (sejenis burung pipit) melewati kepala burung hantu. Tomtit sedang sibuk membangun sarang dengan mengumpulkan ranting-ranting pohon.

Burung hantu melihat tomtit melihat tomtit yang sedang sibuk. “Suatu hari, aku akan membangun sarang yang hangat pula seperti tomtit,” ucap bururng hantu dalam hati. Ia pun kembali tidur.

Malam hari pun tiba. Udara yang sangat dingin membuat semua binatang terasa seperti membeku. Burung hantu gemetar kedinginan sambil menekankan sayap ke tubuhnya. Ia teringat akan sarang tomtit yang hangat.

“Andai aku punya sarang sehangat sarang tomtit,” piker burung hantu.

Paginya, udara kembali hangat. Burung hantu sudah tidak merasa dingin. Ia lupa akan keinginannya membangun sarang dan tertidur lagi. Begitulah seterusnya, hingga burung hantu tidak pernah memiliki sarang.

Pesan moral:

Menjadi anak pemalas akan menyebabkan kerugian. Kelak seorang pemalas akan merasa menyesal akan perbuatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar