Setiap
siang menjelang, burung hantu selalu saja tidur. Ia pun sangat malas berpindah
ke dahan lain. Sepanjang hari ia hanya berdiam di satu dahan tanpa berbuat
apa-apa.
Suatu
hari, datang seekor burung pelatuk ke dahan yang tidak jauh dari tempat burung
hantu berada. Burung pelatuk mematuki batang pohon dengan cepat. Burung hantu
pemalas yang sedang asyik tidur merasa terganggu.
“Bisakah kau pergi dari sini! Kau sungguh mengganggu tidurku!” ucap burung hantu kecil.
“Aku sedang mencari makan! Mengapa kau sangat malas? Binatang
lain saja sedang sibuk bekerja dan mencari makan,” ucap burung pelatuk yang juga kesal melihat kelakuan burung
hantu.
Tapi,
tetap saja burung hantu tidak peduli dengan ucapan burung pelatuk. Ia kembali
tidur, sedangkan burung pelatuk terbang ke pohon lain untuk mencari makan.
Tidak
berapa lama, datang seekor burung magpie (sejenis burung gagak yang berada di
eropa) yang hinggap tidak jauh dari burung hantu. Magpie bersuara keras
sehingga mengganggu tidur burung hantu.
“Kau berisik sekali! Cepatlah pergi dari situ!” teriak burung hantu kesal.
Magpie
tidak mau kalah, “Mengapa kau tidur
terus! ayo bangunlah!”.
Setelah
itu, magpie perhi ke dahan yang lain sebelum burung hantu sempat menjawab.
Tidak berapa lama, tiba-tiba muncul burung tomtit (sejenis burung pipit)
melewati kepala burung hantu. Tomtit sedang sibuk membangun sarang dengan
mengumpulkan ranting-ranting pohon.
Burung
hantu melihat tomtit melihat tomtit yang sedang sibuk. “Suatu hari, aku akan membangun sarang yang hangat pula seperti
tomtit,” ucap bururng hantu dalam hati. Ia pun kembali tidur.
Malam
hari pun tiba. Udara yang sangat dingin membuat semua binatang terasa seperti
membeku. Burung hantu gemetar kedinginan sambil menekankan sayap ke tubuhnya.
Ia teringat akan sarang tomtit yang hangat.
“Andai aku punya sarang sehangat sarang tomtit,” piker burung hantu.
Paginya,
udara kembali hangat. Burung hantu sudah tidak merasa dingin. Ia lupa akan
keinginannya membangun sarang dan tertidur lagi. Begitulah seterusnya, hingga
burung hantu tidak pernah memiliki sarang.
Pesan moral:
Menjadi
anak pemalas akan menyebabkan kerugian. Kelak seorang pemalas akan merasa
menyesal akan perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar