Ketika semut sedang bekerja, lalat hanya terbang berputar-putar
sambil menyombongkan diri. Lalat merasa dirinya adalah serangga yang paling
hebat dibandingkan dengan semut.
“Semut, kau kasihan
sekali ya, harus sibuk bekerja setiap hari. Memang akulah serangga yang paling
hebat. Aku bisa terbang ke kuil-kuil dan terbang ke atas altar sambil mencicipi
makanan para dewa. Dengan kata lain, aku makan bersama dewa,” ucap lalat.
Mendengar ucapan lalat, semut hanya diam dan tetap bekerja. “Aku bisa hinggap di kepala raja. Dan kalau
aku mau, aku bisa hinggap di mahkota para putri. Kalau kamu, tidak akan bisa
melakukannya semut. Saat kau merayap ke tubuh manusia, kau akan menggigit
mereka, dan manusia itu akan meremasmu hingga mati,” ucap lalat.
Sambil mengepakkan sayapnya, lalat terbang berputar-putar dengan
sombong. Tidak berapa lama, semut akhirnya menjawab ucapan lalat, “ketika kau berada di atas altar dan
mencicipi makanan para dewa, kau tidaklah di undang. Ketika orang melihatmu di
atas makanan, mereka akan menganggapmu sebagai penyakit. Mereka akan langsung
mengusirmu,” ucap semut.
“Selama musim
panas, aku sibuk bekerja dan menyimpan makanan. Hingga tiba ketika musim
dingin, aku masih dapat hidup. Sedangkan kau lalat, jika musim dingin tiba, kau
bisa mati kedinginan karena tidak punya persediaan makanan,” ucap semut lagi.
Mendengar hal itu, lalat hanya bisa terdiam. Ia malu karena telah menyombongkan dirinya
kepada semut yang justru giat bekerja.
Pesan moral:
Bekerja keraslah dari sekarang karena kamu akan mendapatkan
bekal yang berguna pada masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar