Jumat, 18 September 2015

Permainan Sensori



Pengertian

Apa sih permainan sensori itu? Pada dasarnya, permainan sensori adalah permainan yang mengaktifkan indera-indera kita. Misalnya, permainan mengejar cahaya, main tebak suara, main mencium beragam bau, main lompat-lompat mengikuti garis, main pasir dan air, dan sebagainya.

Mengapa permainan sensori perlu?


Karena anak perlu belajar menggunakan seluruh inderanya.
Semakin kaya informasi yang diterima melalui berbagai indera, maka jalur saraf2 di otak semakin terhubung --> sehingga meningkatkan pemahaman, mempercepat proses belajar, dan merangsang kreativitas.

Apa Manfaat Permainan Sensorial?


 Sekarang yuk kita lihat contoh2 permaian sensori untuk anak…

@ Dance dan Freeze

1.     Siapkan lagu
2.     Putar lagu, ajak anak menari ikuti irama
3.     Pelankan suara, instruksikan anak untuk jadi patung
4.     Keraskan suara, ajak anak kembali bergoyang
5.     Ulangi beberapa kali
--> Walaupun sederhana, permainan ini dapat melatih kepekaan auditori, konsentrasi, control gerak tubuh, dan kemampuan mengikuti instruksi.

@ Sniff Sniff


  1. Letakkan bahan2 yang memiliki bau menyengat (jahe, jeruk, pandan, dll) di wadah2 tertutup/toples2 kecil
  2. Siapkan bahan2 yang sama, di wadah2 terbuka/piring kecil
  3. Ajak anak mengambil salah satu toples tertutup dan cium bau bahan di dalamnya
  4. Minta anak mencari di antara bahan2 di piring2 kecil, mana yang baunya sama dengan bahan yang ia cium sebelumnya di dalam toples.
  5. Ulangi kegiatan untuk bahan berikutnya.
--> Kegiatan ini dapat melatih kepekaan penciuman, melatih penglihatan, dan perbedaan bentuk.

@ Mengejar Cahaya


  1. Siapkan senter
  2. Arahkan ke dinding
  3. Minta anak mengejar cahaya dari satu spot ke spot lainnya, lalu menginjak atau menepuk cahaya tersebut
  4. Variasikan arah cahaya (tinggi, rendah, kiri, kanan, di dinding, di lantai)
-->
Permaian ini dapat merangsang anak lebih banyak bergerak, melatih konsentrasi, dan indera penglihatan


@ Sama Atau Beda?


  1. Siapkan bahan2 yang tampak serupa namun berbeda (contoh: tepung dengan gula bubuk, kopi dengan bubuk kayu manis, jus kiwi dengan jus melon, gula pasir dengan garam lembut)
  2. Minta anak mencicipi kedua bahan tersebut, dan tanyakan apakah rasanya sama atau beda
  3. Bantu anak menamai rasa (manis, hambar, asin, pahit, asam, pedas)
--> Untuk melatih indera perasa, sering2 kenalkan anak dengan berbagai rasa dan juga tekstur (kenyal, crunchy, leleh di mulut, dll)

@ Lets Get Messy


@ Terka Benda
Ada dua alternative cara main:
1.     Masukkan hanya satu barang, minta anak menebak apa isinya. Ia boleh meraba bentuk, mendengarkan suaranya, mencium baunya, tetapi tidak boleh melihat bentuknya.
2.     Masukkan beberapa benda ke dalam kantong, lalu siapkan flashcard gambar dari setiap benda tersebut. Tunjuk salah satu flashcard, minta anak mencari benda yang dimaksud (tanpa melihat)
--> Kegiatan ini dapat meningkatkan indera peraba, pendengaran, penciuman, dan membantu mengasah memori anak akan bentuk benda.


@ Tebak Gambar



1. Siapkan gambar2 aneka ragam (binatang, obyek, makanan, anggota keluarga)
2.     Siapkan potongan2 kertas untuk menutupi gambar
3.     Singkirkan satu per satu potongan kertas, sehingga memperlihatkan gambar sedikit demi sedikit
4.     Minta anak menebak gambar apa yang ada di balik potongan2 kertas tersebut
--> kegiatan ini dapat mengasah daya ingat anak

@ Cari Sumber Suara


1.     Minta anak menutup mata selagi ayah/ibu bersembunyi
2.     Ayah/ibu memberi petunjuk tempat persembunyian dengan sesekali bertepuk tangan
3.     Minta anak untuk mencari dimana ayah/ibu bersembunyi
--> kegiatan ini dapat meningkatkan indera pendengaran dan pola berfikir

@ Geli Ketilik

1.     Minta anak menutup mata
2.     Kelitik anggota tubuh anak secara bergantian (bias menggunakan jari2 atau material seperti bulu, spons, kapas)
3.     Minta anak untuk menebak anggota tubuh mana yang sedang digelitik (untuk anak yang belum bias bicara, orang tua dapat menarasikan “mama sedang kelitik telapak kaki kananmu… geli ya?”

@ Halang Rintang


 
Apa peran orang tua saat permainan sensorial?


a.     Penjaga Keamanan
Pastikan tidak termakan dan hindari benda2 tajam
b.     Penimbang
“Messy?” vs “Learning opportunity?”
c.     Pengajar
Ajarkan konsep yang relevan
d.     Pengamat
Pantau minat, tingkat pemahaman. Kenali kapan perlu melibatkan diri dalam permainan dan kapan membiarkan anak asyik sendiri
e.     Teman Bermain
Bersenang-senang barsama yuk!

Mengapa gadget kurang direkomendasikan untuk anak usia dini?


1.     Minimum interaksi dengan orang lain sehingga dapat menghambat bahasa
2.     Perubahan layar cepat à dapat menimbulkan masalah konsentrasi
3. Memberi stimulasi berlebihan pada indera visual dan auditori --> ketidakseimbangan sensori
4.   Kurang memberikan kesempatan untuk benar2 menyentuh/ merasakan/ eksplorasi bebas
5.   Permainan cenderung di dalam ruangan, temperature konstan, baud an suara alam kurang bias dirasakan





Anak usia dini butuh 3-4 jam permainan aktif terutama untuk stimulasi sensori vestibular, proprioseptif, dan taktil.




Sumber: Rumah Dandelion dan berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar