Rumah Dandeloin
Apa
sih permainan sensori itu? Mungkin belum semua orang familiar dengan istilah
ini ya. Pada dasarnya, permainan sensori adalah permainan yang mengaktifkan
indera-indera kita. Misalnya, permainan mengejar cahaya, main tebak suara, main
mencium beragam bau, main lompat-lompat mengikuti garis, main pasir dan air,
dan sebagainya.
Indera
apa saja? Nah, di samping panca indera yang umum kita kenal (penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa), kita juga sebenarnya memiliki
dua indera lagi yaitu indera vestibular dan indera proprioseptif.
Indera
vestibular
memberi kita informasi tentang posisi tubuh dalam ruang, terkait gerakan dan
keseimbangan. Jadi misalnya saat mati lampu, kita bisa berjalan di ruangan yang
gelap tanpa menabrak-nabrak, itu kerja indera vestibular, di samping memori
tentang keberadaan perabotan rumah. Saat kita loncat-loncat di trampolin tanpa
terguling-guling, indera vestibular kita juga berperan.
Indera
proprioseptif memberi kita informasi tentang keberadaan dan aktivitas anggota
tubuh. Jadi meskipun kita makan di ruang gelap, kita masih bisa tahu di mana
mulut kita supaya makanan tidak salah masuk, itu karena kita punya indera ini.
Kalau ada anggota tubuh yang terasa perih dan kita tahu dimana letaknya walaupun
tidak melihatnya, itu juga karena kerja indera ini.
Oke,
sekarang kita bahas yuk apa saja sih manfaat dari permainan sensori.
Perkembangan Bahasa
Permainan sensori bisa memperkaya kosa kata yang dimiliki anak dan meningkatkan pemahaman anak akan makna kata. Coba bayangkan, lebih mudah mana menjelaskan arti kata kenyal, dengan kata-kata atau dengan memberikan anak makanan yang kenyal? Banyak kata-kata yang akan jauh lebih mudah dipahami bila dialami anak secara langsung (bukan dijelaskan lisan), seperti licin, kasar, halus, empuk, keras, lembek, wangi, manis, asin, asam, keras, pelan, gelap, terang, mengapung, meleleh, dsb.
Permainan
sensori taktil (bermain dengan air, pasir, biji-bijian, busa, dll) yang
dilengkapi dengan alat-alat seperti sendok, scoop, spons, corong, botol,
tweezer, atau jepitan, akan mendorong anak untuk memanipulasi alat-alat
tersebut melalui gerakan menciduk, mengaduk, menuang, menggenggam, meremas,
atau menjepit. Hal ini akan mengembangkan koordinasi mata tangan yang sangat
penting untuk aktivitas menulis (memegang pensil), mengikat sepatu, memakai
baju berkancing, membuka-tutup resleting, menuang air ke gelas, dan memegang
alat makan.
Permainan
sensori juga dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar, koordinasi
bilateral (dua belahan otak), keseimbangan, dan postur tubuh, melalui gerakan
merangkak, berlari, melompat, mengangkat, melempar, dan meniti.
Perkembangan Kognitif
Meski tampak sederhana, permainan sensori dapat mengasah konsentrasi dan keterampilan berpikir yang merupakan faktor penting untuk kesiapan sekolah anak. Penggunaan berbagai material yang ada dapat membantu anak mengenal beragam konsep (bentuk, warna, ukuran besar-kecil, banyak-sedikit, penuh-kosong, dll). Anak dapat belajar menghitung dan mengelompokkan benda berdasarkan kategori tertentu. Secara tidak langsung, anak pun dapat belajar sains seperti perubahan wujud (melihat es mencair di tempat panas, foam berubah warna jika diberi cat); gravitasi (air mengalir dari tempat tinggi ke rendah; dan momentum (semakin diberi tekanan, loncatan makin tinggi). Saat mereka bertanya-tanya ”bagaimana ya supaya biji-bijiannya bisa masuk botol tanpa tumpah?” (pakai corong) atau mendapat insight ”ooh ternyata kalau semakin keras genggamannya bisa semakin hancur jellynya”, itu mereka belajar menganalisa dan melakukan pemecahan masalah.
Anak
perlu belajar menggunakan indera-inderanya. Semakin kaya informasi yang
diterima melalui berbagai indera, jalur saraf-saraf di otak semakin terhubung
dan meningkatkan pemahaman. Contohnya nih, kalau mendengar kata ’mobil’ apa
yang terbayang di benak kita? Mungkin ada yang membayangkan bentuknya, suara
mesinnya, goyangan mobilnya, atau bau wangi parfum mobilnya. Bila kita ingin
mengajarkan anak apa itu mobil, tentu lebih paham anak yang diajak langsung
naik ke mobil yang mengaktifkan berbagai inderanya, daripada hanya sekedar
diperlihatkan gambar.
Perkembangan Sosial Emosional
Pernah perhatikan anak menjadi lebih tenang setelah dimandikan atau setelah loncat-loncatan secara bersemangat? Itu karena ada sifat terapeutik dan menenangkan dari gerakan repetitif pada pengalaman sensoria, yang dapat membantu anak untuk meregulasi ketidaknyamanan dalam diri (bosan, gelisah, kesal, cemas, frustrasi). Permainan sensori ini menyenangkan, dan tidak ada benar ataupun salah. Anak punya kendali penuh terhadap apa yang ingin ia lakukan, tanpa harus terlalu mengikuti aturan atau tata cara yang diberikan orang dewasa. Ia bebas mengeksplorasi dan bereksperimen, sehingga dapat mengembangkan harga diri, lebih percaya diri untuk mengambil keputusan, dan mengasah rasa ingin tahu. Saat anak bermain permainan sensori bersama-sama, mereka belajar bekerja sama untuk bermain berdampingan, berbagi material, belajar cara anak lain mengeksplorasi material, berbagi ide, dan mencoba ide teman.
Perkembangan Kreativitas
Pengalaman sensorial memberikan kesempatan memanipulasi material dan berkreasi, dimana proses lebih penting daripada produk. Anak dapat menggunakan berbagai macam benda lebih dari satu cara , sehingga mengasah imajinasi dan keluwesan berpikir.
Wah,
ternyata banyak sekali ya manfaat permainan sensori. Lebih menyenangkan lagi,
permainan sensori dapat menggunakan bahan-bahan yang ada di rumah, sehingga
praktis dan murah! Anak pun biasanya bisa asyik untuk waktu yang lumayan
lama saat melakukan permainan sensori, sehingga orang tua dapat pula
memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan kegiatan lain dengan tenang.
Permainan sensori bisa jadi alternatif yang sangat baik untuk mengisi hari-hari
anak, terutama bila ingin mengurangi waktu anak menonton televisi atau bermain
dengan alat elektronik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar